Root and Wings: SESI 2 - KESADARAN TENTANG SESUATU YANG HILANG
SESI 2
KESADARAN TENTANG
SESUATU YANG HILANG
Kerohanian Yang Vital
Adakalanya,
kehadiran Allah hilang dari hidup kita. Allah sering terpinggirkan di sudut
kehidupan. Hari-hari kita kerap dipenuhi berbagai komitmen yang mendesak, dan
tiba-tiba saja, kita sudah dikurung oleh begitu banyak kompromi yang mematikan
kepekaan rohani.
Sesi
ini adalah tentang ketidakberdayaan yang kita rasakan. Mendeteksi hilangnya
kehadiran Allah dalam pengalaman kristiani, kehilangan yang diakibatkan oleh
jiwa yang beku dan kerohanian yang duniawi. Memanggil kita untuk hidup
melampaui berbagai tekanan yang membuat kita beraktivitas dengan jiwa yang
kosong. Sesi ini akan mengarahkan kita melihat melampaui apa yang ada di dunia
supaya Kristus menjadi yang terutama dalam hidup kita.
Dengan
begitu banyaknya tuntutan yang dibebankan kepada kita, tak jarang kita merasa
frustrasi dan tertekan. Hanya pada saat-saat tertentu kita mau dengan sengaja
mengambil langkah untuk mendekatkan diri dengan Allah. Banyak orang dalam
menjalani rutinitas sehari-hari hanya sekedar menyapa Allah sambil lalu.
Kita
harus bertobat dan berbalik kepada Allah. Kita takkan dapat merasa puas dalam
hidup dengan kehadiran Allah yang begitu minim. Kita harus berhenti sibuk
dengan diri sendiri untuk dapat mendengarkan suara Allah.
Jonathan
Edward menuliskan paragraf berikut pada 26 Mei 1723:
“Aku bertekad, akan
terus-menerus, sebaik dan setekun mungkin, dan dengan disiplin yang paling
ketat, untuk memeriksa keadaan jiwaku, supaya aku bisa mengetahui sungguhkah
aku mengutamakan Kristus atau tidak, agar ketika ajalku tiba, aku tidak punya
penyesalan karena lalai bertobat dari kesalahan itu.”
Bagi kaum puritan,
menghadap hadirat Allah merupakan tindakan yang berangkat dari kesadaran penuh
dan kehendak pribadi. Thomas Watson menyebutnya sebagai “tindakan kudus melatih pikiran untuk mengingat kebenaran-kebenaran
Allah, dengan serius merenungkannya, lalu menerapkannya dalam kehidupan kita.”
Betapa
kita sangat butuh ditolong untuk mendambakan kehadiran Allah, merindukan
sentuhan-Nya, memandang wajah-Nya, mengerti hati-Nya, melakukan kehendak-Nya,
dan ditopang oleh anugerah-Nya. Kita harus sampai pada kesadaran bahwa tak ada
yang bisa memuaskan kita sepenuhnya selain Allah sendiri. Tak ada yang bisa
memberi makna selain tujuan-Nya. Tak ada yang paling membutuhkan Allah selain
seluruh hidup kita.
Dalam
bukunya The Practice of the Presence of
God, Brother Lawrence menuliskan:
Setelah menyerahkan
seluruh diriku kepada allah karena pengampunan-Nya atas semua dosaku, demi
kasihku pada-Nya, aku menolak segala sesuatu yang bukan Allah dan bukan dari
Allah. Dan, aku mulai menjalani hidup seakan-akan tak ada siapa pun di dunia
ini selain Allah dan diriku.
Pada kesimpulan
akhirnya, Brother Lawrence menulis “satu-satunya
pekerjaan kita dalam hidup ini adalah untuk menyenangkan Allah.” Kiranya
kita menjalani kehidupan yang demikian di hadapan Allah yang agung. Kiranya
hadirat Allah yang mengubahkan itu sungguh hadir di dalam kehidupan kita.
PA
HARI 1 Kelemahan Manusiawi Kita
Menyembah Allah dengan roh yang stagnan (Zefanya 1:12)
1.
Apakah yang dimaksud dengan “roh yang stagnan”?
Bagaimana kita mengenalinya?
2.
Apa yang Allah lakukan dengan “roh yang
stagnan”? Mengapa?
3.
Bagaimana kita membebaskan diri dari kerohian
yang stagnan? (Yeremia 4:1-3)
4.
Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah
pelajaran yang Anda peroleh hari ini!
PA HARI 2 Masalah Yang Ditimbulkan
Kerohanian yang Duniawi (Matius 6:1-18)
1.
Roh yang stagnan mencemari kerohanian sejati dan
kerap menggantikannya dengan kerohanian yang sekuler (bersifat duniawi dan
materialistis). Apa ciri kerohanian yang duniawi ini menurut Matius 6:1?
2.
Daftarkanlah disiplin-disiplin rohani yang
disebutkan Yesus dalam Matius 6:2-18. Mengapa dalam perikop ini, ekspresi
kesalehan justru tidak menyenangkan Allah?
3.
Bagaimana seharusnya kita mempraktekkan
kerohanian yang benar? Tuliskanlah dua cara praktis yang sudah berhasil anda
lakukan selama ini. Tuliskan juga dua cara baru untuk melatih kepekaan akan
kehadiran Allah dalam hidup Anda.
4.
Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah
pelajaran yang Anda peroleh hari ini.
PA HARI 3 Reorientasi Radikal
Mengakui Ketidakberdayaan Kita (Yeremia 2:5-13, 18)
1.
Bagaimana Anda memahami arti frase “mengikuti
dewa kesia-siaan” (Yeremia 2:5b) atau dalam terjemahan lainnya “berlari
mengejar kesia-siaan”?
2.
Apa perbedaan antara “berlari dengan sia-sia”
dan “berlari mengejar kesia-siaan”? Mana yang lebih berbahaya bagi jiwa kita?
Mengapa?
3.
Apa saja “hal yang sia-sia” dalam hidup Anda?
Bagaimana agar Anda bisa berhenti berlari mengejar kesia-siaan dan tidak
berakhir menjadi sia-sia?
4.
Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah
pelajaran yang Anda peroleh hari ini!
PA HARI 4 Kebutuhan yang Mutlak Penting
Hidup melampaui hal-hal sementara (Mazmur 90)
1.
Mazmur 90 ditulis oleh Musa. Apa topik utama
atau penekanan utama Mazmur yang penting ini?
2.
Apa yang dimaksud dengan “menghitung hari-hati”
(ayat 12)?
3.
Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat
dilakukan untuk menghitung hari-hari kita agar kita bisa hidup bijaksana?
4.
Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah
pelajaran yang Anda peroleh hari ini!
PA HARI 5 Hidup Yang Akarnya Dalam dan Sayapnya
Kuat
Keutamaan Kristus (Kolose 1:15-20)
1.
Bagaimana perikop ini mendeskripsikan tentang Yesus
Kristus? Dari berbagai deskripsi itu, mana yang paling berkesan bagi Anda?
2.
Apa arti keutamaan Kristus (ayat 18) bagi Anda
secara pribadi?
3.
Bagaimana menjadikan Kristus yang terutama dalam
hidup Anda? Tuliskanlah sedikitnya dua hal.
4.
Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah
pelajaran yang Anda peroleh hari ini!
KALIMAT
BIJAK
·
Seseorang berdoa, dan awalnya berpikir bahwa
doa berarti berbicara. Tapi makin lama kalimatnya makin sedikit, hingga
akhirnya ia menyadari bahwa doa berarti mendengarkan.
Soren Kierkegaard
|
·
Jangan menunggu waktu atau tempat yang ideal
untuk berbicara dengan Allah. Menunggu Anda ke gereja atau sendirian di kamar
berarti membuat Dia menunggu. Allah mendengarkan saat Anda berjalan.
George MacDonald
|
·
Kesalahan terbesar kita adalah berpikir bahwa
waktu untuk berdoa itu berbeda dengan waktu lainnya. Padahal setiap waktu
dapat menjadi waktu doa kita.
Brother Lawrence of the Resurrection
|
·
Tuhan, aku menyadari betapa kasihku lemah dan
samar; namun aku mengasihi dan memuja-Mu; anugerahkanlah aku kasih karunia
untuk mengasihi-Mu lebih lagi.
R. A. Torrey
|
·
Ingatkanku setiap hari bahwa perlombaan tidak
selalu dimenangkan oleh yang cepat dan bahwa ada banyak hal yang lebih
berarti dalam hidup daripada sekadar meningkatkan kecepatan ... Perlambat
langkahku, ya Tuhan, dan tolonglah aku untuk berakar makin dalam pada
nilai-nilai kehidupan yang abadi, sehingga aku dapat bertumbh untuk memenuhi
panggilan hidup yang lebih tinggi, yang Engkau rancang bagiku.
O. L. Crain
|
·
Kebenaran rohani hanya dapat dimengerti oleh
hati yang murni, bukan otak yang cerdas. Ini bukan maslaah kecerdasan
intelektual, tetapi kemurnian hati.
Oswald Chambers
|
·
Jika seorang pekerja tidak diberkati oleh apa
yang ia kerjakan, ada sesuatu yang sangat keliru. Melayani Allah bukanlah
hukuman, tetapi makanan. Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34)
Warren Wiersbe
|
REFLEKSI KELOMPOK Kesadaran tentang sesuatu yang hilang
1.
Apa saja wawasan baru atau teguran yang saya
peroleh hari ini?
2.
Dalam apa saja saya diberkati oleh pengalaman
bersama KP?
3.
Perubahan penting apa yang perlu saya lakukan
agar kesepakatan belajar bersama di KP dapat terus dipelihara?
(sumber: “Root and Wings” oleh Edmund Chang)
Komentar
Posting Komentar