Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Family Devotion: Menjadi Pengajar Utama di Rumah

RENUNGAN KELUARGA – Building A Strong Family Menjadi Pengajar Utama di Rumah “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2)      Kita akan melakukan sesuatu yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran. Sebaliknya, bila sesuatu itu tidak kita yakini sebagai kebenaran, maka kita tidak akan melakukannya. Sebagai contoh, jika kita meyakini bahwa sebuah kursi sanggup untuk dapat menahan berat badan kita, maka kita akan mengambil tindakan untuk duduk di atas kursi tersebut. Namun, jika kita yakin bahwa kursi itu goyang dan tidak akan mampu untuk menahan berat badan kita, maka kita memutuskan untuk tid

Family Devotion - Bangunlah Keintiman dengan Allah

FAMILY DEVOTION – Building A Strong Family Bangunlah Keintiman dengan Allah! “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5)      Melalui perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya di atas, Tuhan Yesus menegaskan tentang kebergantungan ranting pada pokoknya. Ranting-ranting tersebut haruslah menempel pada pokoknya. Jika ranting tersebut putus, maka ranting itu akan segera mati. Tidak berguna. Hanya dengan menempel pada pokoknya, maka ranting bisa hidup dan bisa menghasilkan buah. Hal serupa juga terjadi dalam relasi kita dengan Kristus. Tuhan Yesus berkata bahwa “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”      Mari kita perhatikan pesan Tuhan Yesus ini: jika kita “tinggal di dalam” Kristus maka kita bisa “berbuah banyak,” tapi jika kita be

Family Devotion: Perhatikan Kehidupan Rohani Anda

Perhatikan Kehidupan Rohani Anda Pemeriksaan kesehatan adalah sesuatu yang seringkali kita lakukan. Ketika kita merasakan ada beberapa bagian dari tubuh kita merasa tidak enak, maka kita menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan tubuh kita. Badan terasa panas. Tenggorokan terasa sakit. Badan lemas. Kepala terasa berat. Dan masih banyak gejala-gejala yang bisa terlihat dan dirasakan. Kita sedang sakit. Kita bisa mendiagnosa (tepatnya “menebak”) penyakit yang kita alami, dan kita pun memutuskan untuk meminum satu obat tertentu. Atau, kita merasa bahwa kita perlu ditangani secara serius oleh dokter. Lalu, dokter pun memberikan obat untuk penyembuhan kita. Dari gambaran ini, kita dapat menyimpulkan bahwa gejala luar yang terlihat atau dirasakan menandakan adanya “ketidakberesan” di dalam diri kita. Obat yang diminum berfungsi untuk menyembuhkan bagian dalam diri kita. Bila pengobatan ini berjalan dengan baik, maka penyakit tersebut akan hilang dan gejala luar yang terliha tersebut pu

Ringkasan Khotbah: Membangun Pernikahan-Keluarga Kristen

MEMBANGUN PERNIKAHAN-KELUARGA KRISTEN MATIUS 7:24-27 Sebagai orang percaya, kita bukan sekedar menikah secara Kristen tapi kita harus membangun pernikahan/keluarga Kristen. Membangun pernikahan/keluarga Kristen berarti melibatkan Tuhan dalam seluruh proses persiapan, pelaksanaan dan kelanjutan pernikahan/keluarga tersebut. Tuhan menjadi Pribadi utama di dalamnya. Dengan demikian, firman Tuhan menjadi dasar dan arah pembangunan keluarga. Perikop yang kita baca merupakan pesan Tuhan Yesus yang penting bagi kita. Dia mengajak kita untuk melihat bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi: mendengar dan melakukan firman Tuhan disebut sebagai orang bijaksana yang membangun rumah di atas batu; atau mendengar tapi tidak melakukan firman Tuhan disebut sebagai orang bodoh yang membangun rumah di atas pasir. “Bodoh” atau “bijaksana” tidak berkaitan dengan kemampuan akademik seseorang, tapi mengenai ketaatan: mengetahui kebenaran tapi melakukan atau tidak melakukan firman tersebut. Tuhan Yesus