Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Ringkasan Khotbah - Setia Sampai Akhir

SETIA SAMPAI AKHIR Wahyu 2:8-11 Wahyu 2-3 merupakan pesan-pesan pastoral dari Tuhan Yesus untuk tujuh jemaat yang ada di Asia Kecil. Salah satu pesan tersebut ditujukan kepada jemaat di Smirna, yang pada waktu itu mengalami aniaya karena iman mereka. Tuhan Yesus memberikan pesan ini untuk menghibur dan menguatkan mereka, tapi juga mendorong mereka untuk tetap setia mengikut Yesus (ay. 10). Sebelum jemaat di Smirna menerima pesan ini, mereka sudah setia kepada Yesus walau pun mereka harus menghadapi penganiayaan. Melalui surat ini, Tuhan ingin agar mereka melanjutkan kesetiaan mereka, sampai akhir hidup mereka. Tentu saja ini bukanlah perkara yang gampang untuk dilakukan. Kata “setia” memiliki dua pengertian, yakni pertama, mereka tetap mengikut Yesus, tidak berubah dan taat pada firman Tuhan. Kedua, mereka dapat dipercayai. Maksudnya, selama menghadapi penganiayaan, mereka didapati Tuhan sebagai orang-orang yang dapat dipercayai dalam hal komitmen, kesungguhan, pengabdia

Ringkasan Khotbah - Keluarga yang Menjadi Berkat

Keluarga Yang Menjadi Berkat Kisah Rasul 18 Ibu Teresa menggunakan slogan “ Small Things With Great Love ” (melakukan hal-hal kecil tapi dengan cinta kasih yang besar) dalam melayani Tuhan di India. Dengan slogan ini, ia terjun ke jalan-jalan, memberi makan orang-orang yang kelaparan, menyentuh orang-orang yang “terhina, ” mengangkat yang “terbuang.” Kasih yang besar yang dimaksud tentu menunjuk pada kasih Kristus yang telah diterimanya dalam hidupnya. Sesungguhnya, ibu teresa adalah wanita biasa, yang sama dengan wanita lainnya. Ia tidak diciptakan menjadi seperti seorang super-woman. Namun yang membedakannya adalah ia memiliki cinta kasih yang besar. Demikian juga dengan Akwila dan Priskila, yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 18, adalah orang-orang yang biasa, namun mereka mempunyai peran yang penting bagi gereja pada waktu itu. Mereka berasal dari Pontus, Italia. Mereka pindah ke Korintus dan berjumpa dengan Paulus. Bahkan, Paulus menginap di rumah mereka. Pada saat

Ringkasan Khotbah - Taat terhadap Suara Tuhan

Taat terhadap Suara Tuhan Kisah Rasul 16:4-12 Ada kemiripan latar belakang dari berdirinya lembaga-lembaga misi dan pelayanan, yakni suatu keprihatinan terhadap keadaan manusia yang berdosa. Dunia semakin jauh dari Allah dan berada di dalam kebinasaan. Didorong oleh belas kasihan, anak-anak Tuhan mendirikan lembaga-lembaga misi dan pelayanan. Di dalam Alkitab, kita menemukan setidaknya ada 2 cara Tuhan memanggil umat-Nya untuk terlibat dalam pelayanan, yakni: pertama, Tuhan memanggil secara langsung dan suara yang jelas terdengar (misalnya Yesaya); kedua, Tuhan mengajak kita untuk melihat dunia di sekitar kita, dan mengizinkan kita untuk menggumuli pesan Tuhan tersebut. Misalnya, Yohanes 4:35, “Bukankah kamu mengatakan: empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu, “ Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai” (bdk. Mat. 9:36). Bagaimana sikap dan respons kita ketika Tuhan mengajak kita untuk

Ringkasan Khotbah - Reformasi Dalam Keluarga

REFORMASI DALAM KELUARGA Kolose 3 “Menikah   itu gampang” tapi “membangun pernikahan itu sulit.” Dikatakan “gampang” karena hanya dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan maka pernikahan bisa dilangsungkan. Tapi, “membangun pernikahan itu sulit” karena merupakan perjuangan seumur hidup. Ada banyak masalah dan pergumulan yang dihadapi dalam pernikahan, dan ada kalanya sulit untuk bisa diselesaikan. Pada saat itulah “perjuangan” itu diperlukan sehingga pernikahan dan keluarga tetap dapat bertahan. Tidak Ada Keluarga yang Ideal Apakah ada keluarga yang ideal? Mengapa keluarga harus direformasi – seperti tema kita pada bulan ini? Tidak ada keluarga yang ideal, karena keluarga terdiri dari orang-orang yang berdosa. Dosa telah merusak seluruh aspek manusia. Ketika kita pecaya pada Yesus, kita sudah dibaharui. Akan tetapi, natur manusia lama kita masih terus menggoda kita dan berusaha untuk menjatuhkan kita. Karena itu, keluarga harus mengalami reformasi – pembaharua