Misi dan Pemuridan

MISI DAN PEMURIDAN
Matius 4:19 dan Matius 28:19-20

Kedua ayat di atas merupakan kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan Yesus kepada orang yang sama tapi dalam konteks yang berbeda. Matius 4 diucapkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia memanggil para murid untuk dimuridkan oleh-Nya; sedangkan Matius 28 merupakan pengutusan para murid untuk memuridkan segala bangsa. Dari ayat-ayat ini, kita bisa melihat kesinambungan rencana Allah, yakni dimuridkan untuk memuridkan orang lain.
Ada 3 hal penting yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat di atas, yakni (1) memenangkan orang-orang yang belum percaya; (2) mengajar dan mendidik mereka untuk semakin mengenal Tuhan; (3) mengutus mereka kembali untuk memenangkan orang-orang yang belum percaya. Inilah yang Tuhan Yesus lakukan: memanggil para murid, lalu mengajar dan mendidik mereka selama 3,5 tahun, dan pada akhirnya mengutus mereka untuk melanjutkan tugas pemuridan itu kembali. Dengan kata lain, proses pemuridan mencakup ketiga hal ini: memenangkan (win), mengubahkan (change) dan mengutus (send).

A. “Mari, ikutlah Aku...”
Ada hal menarik dalam panggilan-Nya ini: (a) Ia memiliki otoritas untuk memanggil orang-orang yang akan dimuridkan-Nya; (b) Ia menginginkan agar diri-Nya menjadi pusat hidup para murid; bukan lagi dunia ini, diri sendiri, dan lain-lainnya; (c) Ia menginginkan agar setiap pengikut-Nya berjalan bersama dengan-Nya setiap hari. Dengan demikian, para murid diajar untuk mengalihkan semua fokus hidup mereka: hanya kepada Yesus Kristus saja, dan menundukkan diri hanya kepada-Nya.


B. “kamu akan Kujadikan...”
Ini adalah proses pemuridan yang Tuhan Yesus lakukan: mengubah seorang penjala ikan menjadi penjala manusia; dari seorang berdosa menjadi orang yang dilayakkan. Proses ini dilakukan Yesus melalui berbagai peristiwa, misalnya pengajaran melalui khotbah, melalui pelayanan bersama, bahkan melalui berbagai pergumulan yang dihadapi.
Pemuridan ini mengajarkan para murid untuk bisa memahami hati dan visi Tuhan Yesus bagi dunia yang berdosa ini. Dalam Matius 9:35-38, Yesus mengajak para murid berkeliling ke semua kota dan desa, dan mereka menjumpai begitu banyak orang-orang yang bergumul. Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Ia menginginkan para murid-Nya memiliki hati yang serupa dengan hati-Nya. Dalam Yohanes 4:35, Tuhan Yesus melatih para murid untuk melihat dunia ini sebagai ladang pelayanan, “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Dengan demikian, setiap murid bisa melanjutkan visi Tuhan Yesus ini.

C. “...penjala manusia.”
Ini sesuai dengan rencana Allah yang semula, yakni agar manusia menjadi mitra Allah dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang telah Allah rencanakan. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Ef. 2:10). Allah menghendaki kita menjadi alat di tangan-Nya untuk memuridkan orang lain.

Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan manusia hidup seturut dengan apa yang diinginkannya sendiri. Natur dosa telah membuat manusia terbiasa dengan pola hidup duniawi. Kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia adalah untuk membawa manusia kembali kepada rencana-Nya semula: dari Allah, oleh Allah dan bagi Allah. Ia memanggil manusia kembali untuk masuk ke dalam rencana-Nya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)