Ringkasan Khotbah - Diberkati untuk Memuliakan Allah
DIBERKATI
UNTUK MEMULIAKAN ALLAH
1 Tawarikh 29:10-19
Perikop ini merupakan pujian dan syukur Daud kepada
Allah. Konteks perikop ini adalah mengenai Daud dan bangsanya telah memberikan
persembahan kepada Allah untuk pembangunan Bait Allah. Apa yang bisa kita
pelajari dari pujian dan syukur Daud ini?
1. Pujian
kepada Allah sebagai pemilik atas segalanya.
Daud mengajak seluruh bangsa Israel untuk
memberikan pujian dan penghormatan hanya kepada Allah, karena ia menyadari tentang
siapakah Allah sesungguhnya (ayat 10-12). Ia menyadari betapa besar dan
hebatnya Allah, tapi juga sekaligus betapa kecilnya dirinya di hadapan
Allah. Daud
sadar, bahwa yang layak utk menerima pujian dan hormat adalah Allah saja. Daud
sadar
2.
Kesadaran
diri Daud tentang dirinya dan bangsanya.
Dalam ayat 14-15, Daud
menyatakan, “ Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami
mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah
segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan
kepada-Mu.” Daud menyadari bahwa dirinya tidak layak untuk menerima begitu banyak
berkat dan kebaikan Tuhan. Jika mereka dilayakkan, maka semuanya hanya karena
kasih karunia Allah.
Juga, di dalam ayat 14 dinyatakan bahwa jika mereka
dimampukan oleh Allah untuk bisa memberikan persembahan, itu pun hanyalah
karena anugerah Tuhan. Mereka menyadari bahwa segala-galanya adalah milik
Allah, dan bukan milik mereka. Jika mereka “memiliki” sesuatu, itu pun milik
Allah dan diberikan oleh Allah. (Baca: Ulangan 8:11-18)
3.
Sikap hati saat memberi
Daud memberikan teladan yang
sangat indah tentang memberi di perikop ini. Ia dan bangsa Israel memberikannya
dengan sukarela dan tulus ikhlas. “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela
dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu
yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu
dengan sukacita.”
4.
Doa saat memberi persembahan
Sikap
hati “yang tulus ikhlas, rela hati dan sukacita” harus
dijaga dan dipelihara. Karena itu, untuk mengakhiri pujian dan syukurnya, Daud
menaikan sebuah doa yang sangat indah. “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak
dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah
untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan
tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu. Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia
berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan
segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan” (ay.
18-19). Daud pun berdoa untuk anaknya. Dalam hal ini, penting juga bagi kita untuk berdoa bagi anak-anak
kita agar mereka pun memiliki hati yang tulus ikhlas dalam hidup dan melayani
Tuhan.
“Kalau Yesus
Kristus adalah Tuhan, dan Ia telah mati bagi saya, maka tidak ada pengorbanan
yang lebih besar, yang
dapat saya persembahkan kepada-NYa.”
(C. T. Studd, pendiri lembaga misi WEC)
Komentar
Posting Komentar