Ringkasan Khotbah - Taat terhadap Suara Tuhan



Taat terhadap Suara Tuhan
Kisah Rasul 16:4-12

Ada kemiripan latar belakang dari berdirinya lembaga-lembaga misi dan pelayanan, yakni suatu keprihatinan terhadap keadaan manusia yang berdosa. Dunia semakin jauh dari Allah dan berada di dalam kebinasaan. Didorong oleh belas kasihan, anak-anak Tuhan mendirikan lembaga-lembaga misi dan pelayanan.
Di dalam Alkitab, kita menemukan setidaknya ada 2 cara Tuhan memanggil umat-Nya untuk terlibat dalam pelayanan, yakni: pertama, Tuhan memanggil secara langsung dan suara yang jelas terdengar (misalnya Yesaya); kedua, Tuhan mengajak kita untuk melihat dunia di sekitar kita, dan mengizinkan kita untuk menggumuli pesan Tuhan tersebut. Misalnya, Yohanes 4:35, “Bukankah kamu mengatakan: empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu, “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai” (bdk. Mat. 9:36).
Bagaimana sikap dan respons kita ketika Tuhan mengajak kita untuk melihat dunia di sekitar kita? Bagaimana sikap kita terhadap kondisi kaum muda sekarang ini? Bagaimana Bagaimana sikap kita terhadap kondisi anak-anak sekarang ini? Bagaimana sikap kita terhadap suku-suku hari ini? Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang belum mengenal Tuhan, baik yang di dekat kita atau pun yang jauh dari kita?
Paulus menyadari bahwa Tuhan memanggilnya untuk melayani orang-orang yang berlatar belakang non-Yahudi (Kis. 9). Karena itu, Paulus mengadakan perjalanan misi ke luar: dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan ia beranjak “berlahan-lahan ke ujung bumi,” sesuai dengan perintah Tuhan bahwa para murid akan menjadi saksi sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).
Kisah Rasul 16 merupakan perjalanan misi kedua Paulus. Kali ini, Tuhan menuntunnya untuk memasuki Eropa, setelah Tuhan “mencegahnya” masuk ke Asia. Melalui sebuah penglihatan, Tuhan menegaskan panggilannya. Dari panggilan Makedonia ini, kita melihat ada beberapa hal yang menarik untuk kita pikirkan dan renungkan.

1.     “Tolonglah kami”
Dalam penglihatan Makedonia ini, Paulus mendengarkan suara orang yang meminta “tolong.” Hal itu berarti, ada orang yang sedang berada dalam keadaan yang memprihatinkan, khususnya mengenai dosa atau maut. Nikodemus (Yoh. 3) datang menjumpai Tuhan Yesus di malam hari. Ia menggumuli tentang caranya beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus mengetahui hal tersebut dan memberikan jawabannya: lahir baru.

2.      “Menyeberanglah ke mari”
Paulus harus “menyeberangi” lautan agar tiba di Makedonia. Selain itu, Paulus pun melintasi budaya dan kebangsaan. Orang Yahudi memiliki kebanggaan terhadap kebangsaannya. Paulus menyebutkan  hal itu dalam Filipi 3. Namun, semuanya itu tidak menghalangi Paulus untuk memberitakan Injil karena anugerah Allah yang telah menyelamatkannya menjadi pendorong baginya untuk melintasi semuanya itu. Perenungan: Jika demikian, apa yang memisahkan kita dari orang lain?

3.     Segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat
Kata segera memberikan pesan bahwa Paulus tidak menunda-nunda lagi. Sesungguhnya, misi itu selalu bersifat segera karena hal ini berkaitan dengan “hidup-mati kekal” seseorang.

Perenungan: bagaimana sikap kita ketika kita melihat keadaan dunia kita hari ini? Adakah hati kita tergerak oleh belas kasihan untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang di sekitar kita? Kiranya Tuhan menggerakan kita sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)