Ringkasan Khotbah: PERBUATLAH SEPERTI UNTUK TUHAN

BEKERJA BAGI ALLAH: PERBUATLAH SEPERTI UNTUK TUHAN
Kolose 3:22-4:1

PENDAHULUAN
Tanpa kita sadari, kita menginginkan sesuatu yang berkualitas. Ketika kita terjun ke dunia kerja, kita juga menemukan yang sama,  entah kita sebagai yang bekerja (karyawan), atau kita sebagai pemilik pekerjaan tersebut, yakni menginginkan sesuatu yang berkualitas. Sebagai karyawan, kita menginginkan pimpinan atau perusahaan yang memberikan perhatian dan penghargaan yang baik. Sebagai pimpinan, kita menginginkan karyawan yang baik. [Pimpinan yang dimaksud bukan hanya pemilik perusahaan, tapi juga setiap orang yang mempekerjakan orang lain]
Akan tetapi, relasi atasan-bawahan ini seringkali mengalami ketegangan, walaupun kedua belah pihak saling membutuhkan. Sebagai orang Kristen, bagaimana kita menyikapinya? Apa yang harus kita lakukan?
Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose yang pada waktu itu menerapkan sistem perbudakan. Ada budak-budak yang sudah menjadi orang Kristen, dan ada juga para atasan yang sudah menjadi orang Kristen. Dalam situasi seperti ini, Paulus menghimbau agar orang Kristen menerapkan prinsip “takut akan Tuhan” dalam semangat kerja mereka. Kepada para budak, “taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, ...  dengan tulus hati karena takut akan Tuhan” (Kol. 3:22) dan kepada para atasan, “berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai Tuan di sorga” (Kol. 4:1). Paulus menghimbau agar mereka melihat pekerjaan mereka dalam relasi mereka dengan Tuhan. Konteks kita hari ini tidak lagi perbudakan. Tapi prinsip “takut akan Tuhan” tetap berlaku dalam relasi antara atasan-bawahan.
Selain itu, konteks ayat-ayat ini adalah hidup manusia baru. Itu berarti, sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh Kristus, maka kita harus mengalami perubahan, misalnya: “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” (Kol. 3:12). Di bagian berikutnya, Paulus berpesan: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kol. 3:16-17). Penebusan Kristus bukan hanya memulihkan hubungan kita dengan Tuhan, tapi juga hendaknya membawa pemulihan dalam relasi kita dengan sesama, termasuk dalam relasi kerja. Paulus mengingatkan agar dengan menggunakan kasih dan perkataan Kristus, kita memulihkan relasi kita dengan sesama.
Paulus memberikan nasehat dan pengajaran yang seimbang kepada atasan dan bawahan. Dia tidak memihak kepada salah satu pihak. Dia tahu bahwa relasi atasan-bawahan ini seringkali mengalami ketegangan, sehingga tanpa mereka sadari, mereka bisa menekan dan membuat kerugian bagi pihak yang lainnya. Paulus menghimbau bahwa dengan prinsip “takut akan Tuhan” justru akan membuat kedua belah pihak bisa membangun semangat “saling mendukung” dan bukan “saling menekan.”
Selain itu, Paulus juga mengingatkan kita bahwa salah satu konsekuensi “takut akan Tuhan” adalah kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Allah atas apa yang telah Allah percakan pada kita. Ini bukan tentang keselamatan, melainkan tentang bagaimana kita menggunakan keselamatan itu dalam kehidupan kita dan kita mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Tuhan Yesus pernah menjelaskan hal serupa dalam perumpamaan tentang talenta. Ketika sang tuan kembali lagi, ia memanggil ketiga orang hambanya dan meminta pertanggungjawaban dari talenta yang telah dipercayakannya kepada mereka. Karena itu, hendaklah kita mengingat hal ini, bahwa kita akan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan, apa pun profesi kita.
Ada dua hal yang bisa menjadi aplikasi dari renungan pada hari ini, yaitu:
1.      Kebulatan tekad untuk “bekerja bagi Tuhan”
Di dalam Efesus 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya,” rasul Paulus mengingatkan kita bahwa setelah kita diselamatkan maka Allah membawa kita kembali pada rencana Allah yang semula, yakni “mengerjakan rencana Allah.” Tuhan tidak membedakan profesi kita. Yang Tuhan kehendaki adalah kita mengerjakannya “dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (ayat 23).
2.      Membangun Integritas.
Prinsip “takut akan Tuhan” dan “ingatlah, kamu memiliki Tuan di surga” mengingatkan kita untuk tidak bertindak sembarangan, tapi sesuai dengan kebenaran Tuhan. Ciri orang yang takut akan Tuhan adalah taat walau pun tidak ada yang melihat. Acapkali yang terjadi adalah kita taat pada saat ada yang mengawasi. Firman Tuhan mengingatkan agar kita menghormati Tuhan dengan cara mengerjakan tanggung jawabkan kita dengan sebaik-baiknya karena kita akan mempertanggungjawabkannya bukan hanya kepada pimpinan kita di dunia ini saja, tapi juga kepada Allah.
Tuhan kita merindukan agar kita memberikan sesuatu yang berkualitas di dalam dunia ini. Sadarilah bahwa bila kita menjadi orang yang berkualitas, sesungguhnya kita akan memberi dampak yang terbesar, yakni nama Tuhan yang ditinggikan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)