Roots and Wings: SESI 6 - KEKUATAN SEBUAH CITA-CITA

Sesi 6
KEKUATAN SEBUAH CITA-CITA
TUJUAN ALKITABIAH

Kamus mendefinisikan “cita-cita” sebagai tujuan yang akan dicapai atau dilaksanakan. Memiliki cita-cita menolong kita untuk hidup dengan kejelasan tujuan. Hidup dijalani dengan keyakinan dan komitmen untuk melakukan segala upaya yang perlu untuk meraih cita-cita tersebut.
Sesi ini memeriksa kecenderungan kita menjalani hidup tanpa arah yang jelas. Sesi ini juga mengajak kita untuk mencari dahulu Kerajaan Allah sebagai tujuan utama dalam hidup, sehingga kita dapat memperjelas panggilan hidup kita sebagai murid-murid Kerajaan Allah.
Secara praktis, kita bisa memulai hari dengan sebuah doa, “Tuhan, bagaimana cara terbaik menjalani HARI INI agar bernilai bagi kerajaan-Mu?” Sembari bangkit untuk memulai tugas-tugas rutin setiap hari, kita perlu selalu ingat bahwa Allah dan Kerajaan-Nya adalah hal terpenting dalam hidup ini.
Ini berarti sebagai murid Kristus, kita harus berketetapan hati untuk memiliki prinsip-prinsip yang lebih mulia dan pendirian yang lebih kokoh, yang berpusat pada misi kekal Allah; bukan hanya sekedar mengejar kesuksesan sementara yang dilandaskan pada tujuan dan sasaran sekenanya.
Cita-cita yang kuat dimulai dari kompas batin yang benar! Satu-satunya cara aman dan akurat untuk menentukan arah kemudi kapal di lautan yang laus adalah dengan menggunakan sebuah kompas (perangkat lain dengan fungsi sejenis). Tanpa kompas, sebuah kapal akan tersesat. Kapal tersebut tidak kehilangan kemampuannya berlayar, tetapi kehilangan arah untuk mencapai tempat tujuannya. Kehidupan Kristen pun demikian. Tanpa kompas di dalam diri, kita tetap bisa menjalan hidup ini (dengan antusias dan kecepatan penuh!). Namun, kita tidak lagi memiliki kejelasan arah dan tujuan!
Yesus Kristus adalah alasan untuk kita hidup. Sebelum memegang kebenaran ini sepenuhnya, kita tidak akan memiliki hidup yang bertujuan! 2 Korintus 5:15 mengingatkan kita bahwa mereka yang hidup seharusnya tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri tapi bagi Dia yang sudah mati dan bangkit bagi mereka. Kebenaran ini begitu penting! Tidak heran ayat ini menginspirasi Jonathan Edwards untuk menuliskan lebih dari 70 resolusi, antara lain:
1.       Aku bertekad untuk mempelajari firman Allah dengan teratur, terus menerus, dan berulang-ulang, karena itulah cara agar aku dapat memahaminya secara pribadi dan dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah.
2.       Aku bertekad, akan terus menerus, sebaik dan setekun mungkin, dan dengan disiplin yang paling ketat, untuk memeriksa keadaan jiwaku, supaya aku bisa mengetahui sungguhkah aku mengutamakan Kristus atau tidak, agar ketika ajalku tiba, aku tidak punya penyesalan karena lalai bertobat dari kesalahan itu (26 Mei 1723)
Kiranya kita juga bertekad menjalani hidup dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan! Menapaki jalan yang telah dilalui para pendahulu kita, yang menuntun kita bukan saja menuju ke suatu tempat, tetapi yang lebih penting, menuju perjumpaan dengan sesosok Pribadi! Kiranya Yesus menjadi satu-satunya hasrat terdalam kita, satu-satunya obsesi terbesar kita, SATU-SATUNYA TUJUAN HIDUP kita! Karena Yesus adalah satu-satunya Pemberi Hidup dan Penentu Tujuan Hidup kita!





PA HARI 1         Kelemahan Manusiawi Kita
Berlayar Tanpa Kompas (Pengkhotbah 1:8-18; 12:1, 23)
1.       Sebagai raja dan filsuf yang memiliki hikmat, mengapa sang pengkhotbah merasa hidup itu melelahkan?





2.       Apa yang disimpulkan pengkhotbah sebagai tujuan dalam hidup ini (Pengkhotbah 12:1, 13)?






3.       Bagaimana kita dapat menjalani hidup dengan intensional dan bertujuan?







4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini!







PA HARI 2         Masalah Yang Ditimbulkan
Jalan yang Tak Berujung-Pangkal (Pengkhotbah 1:2-7)
1.       Apa yang dimaksud sang Pengkhotbah dengan “kesia-siaan belaka”?





2.       Teks yang kita baca memaparkan kehidupan “di bawah matahari.” Buatlah perbandingannya dengan kehidupan “di bawah Allah.”





3.       Bagaimana kita menghindari kehidupan yang sia-sia?






4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.











PA HARI 3         Reorientasi Radikal
Menemukan Tujuan Hidup Melalui Doa (Markus 1:32-38)
1.       Apa yang menunjukkan tingginya kesibukan Yesus dalam pelayanan (ay. 16-34)?






2.       Apa kaitan doa dengan tujuan Yesus?





3.       Disiplin atau sikap apa yang dapat Anda terapkan untuk melatih kehidupan doa Anda?






4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini!







PA HARI 4         Kebutuhan yang Mutlak Penting
Tetap Berfokus pada Tujuan (Kolose 1:24-29)
1.       Untuk tujuan spesifik apa Paulus bekerja dengan sekuat tenaga?





2.       Mengapa tujuan itu demikian penting bagi Paulus?






3.       Apakah tujuan Paulus itu juga penting bagi Anda? Bagaimana Anda bisa mencapainya dengan baik?






4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini!







PA HARI 5         Hidup yang Akarnya Dalam dan Sayapnya Kuat
Hidup yang Dikendalikan Tujuan (2 Timotius 4:5-8)
1.       Apa saja ciri-ciri kehidupan yang dikendalikan tujuan, sebagaimana diteladankan Paulus?





2.       Bagaimana Anda mendefinisikan kehidupan yang dikendalikan tujuan?





3.       Bagaimana seseorang bisa mencapai sebuah kehidupan yang dikendalikan tujuan?






4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini!







KALIMAT BIJAK – Hidup yang Bertujuan

·         Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan melakukan pekerjaan-Nya. (Yesus – Yohanes 4:34)
·         Sungguh luar biasa melihat betapa banyaknya yang bisa Allah kerjakan ketika para pelayan-Nya tidak mempermasalahkan siapa yang mendapat pujian. (Warren Wiersbe)
·         Ketika pelayananmu menjadi sangat sulit, Allah mungkin sedang mengerjakan karya terbesar-Nya di dalam hidupmu, jadi janganlah melarikan diri. Allah memakaimu untuk membangun pekerjaan pelayanan-Nya, tetapi Dia juga menggunakan pekerjaan pelayanan untuk membangun dirimu. Dia mempersiapkanmu baik untuk tugas berikutnya maupun untuk pelayanan yang kekal dalam kemuliaan. (Warren Wiersbe)
·         Mungkin pelajaran terberat yang kita dapatkan dari kegagalan adalah menyadari bawah kita tidak sehebat yang kita pikirkan. Kita adalah manusia, ciptaan yang jelas penuh dengan kelemahan dan dari waktu ke waktu mengalami kegagalan. Pemain baseball legendaris, Babe Ruth, juga tidak selalu bisa menghasilkan pukulan terbaik. Kegagalan dapat menolong kita memiliki kerendahan hati dan bukan sekadar harga diri yang terluka. Harga diri yang terluka berkata, “Bagaimana ini bisa terjadi padaku?” sementara kerendahan hati berkata, “Aku heran ini kualami lebih sering.” (Warren Wiersbe)
·         Setiap pekerja yang bijak membawa pergi peralatannya secara berkala untuk dapat diperbaiki dan diasah. Demikian pula Allah yang Mahabijak kerap membawa para pelayan-Nya melalui masa-masa yang gelap, sepi, dan sarat masalah, supaya Dia dapat mengasah dan menyiapkan mereka untuk pekerjaan yang lebih berat bagi-Nya. (Robert Murray McCheyne)
·         Mengatupkan kedua tangan dalam doa merupakan awal perlawanan terhadap tatanan dunia yang tidak benar. (Karl Barth)
·         Ya Allah, tolonglah kami untuk menguasai diri kami sendiri supaya kami dapat melayani orang lain. (Sir Alec Paterson)
·         Tuhan, janganlah biarkan aku menjalani hidup yang tidak berguna. (John Wesley)




REFLEKSI KELOMPOK        Kekuatan Sebuah Cita-cita

1.       Apa saja wawasan baru atau teguran yang saya peroleh hari ini?






2.       Dalam apa saja saya diberkati oleh pengalaman bersama KP?






3.       Perubahan penting apa yang perlu saya lakukan agar kesepakatan belajar bersama di KP dapat terus dipelihara?








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)