Roots and Wings: SESI 3 - MEMANDANG ALLAH SEBAGAI ALLAH

SESI 3
MEMANDANG ALLAH SEBAGAI ALLAH

Teologi Alkitabiah

Kita takut menyerahkan diri kepada Allah karena takut kehilangan kontrol. Akar dari kekuatiran yang melumpuhkan kita adalah kita tidak mengenal Allah! Dalam bukunya Knowing God (Mengenal Allah), seorang teolog besar, J. I. Packer, memaparkan pengamatannya tentang ciri-ciri orang yang mengenal Allah: (1) memiliki energi besar untuk Allah; (2) memiliki pemikiran yang besar akan Allah; (3) menunjukkan keberanian yang besar untuk bertindak bagi Allah; dan (4) memiliki kepuasan yang besar di dalam Allah. Betapa kita perlu mengenal Allah.
Sesi ini akan menolong memeriksa ketakutan kita kehilangan kontrol dan ketakutan kita untuk berserah, serta memberikan kunci untuk mengatasi ketakutan yang melumpuhkan itu, yaitu mengenal Allah! Sesi ini menekankan pentingnya melandaskan pemuridan yang kita lakukan berdasarkan teologi yang alkitabiah dan membereskan akar pemahaman yang keliru tentang identitas kita sebagai manusia berikut dampaknya yang mengaburkan pandangan rohani kita. Mengangkat kebutuhan akan hikmat yang benar, sesi ini menolong mengarahkan ulang hidup kita dengan panggilan yang mendesak untuk sungguh-sungguh mengenal Allah dalam Alkitab.
Pengenalan kita akan Allah telah dikaburkan oleh inversi ontologis yang tragis. Inversi ontologis atau pembalikan paham tentang natur kehidupan pada intinya dapat dijelaskan sebagai berikut: manusia pertama-tama dan terutama diciptakan Allah sebagai makhluk rohani, yang kemudian ditempatkan sebagai makhluk jasmani di dunia materi. Kejatuhan dalam dosa (Kejadian 3) menyebabkan kondisi yang sebaliknya. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak lagi mengenal jati dirinya sama sekali dan mati secara rohani. Sekarang, manusia melihat dirinya pertama-tama dan terutama sebagai makhluk jasmani yang secara berkala memiliki atau mengharapkan pengalaman rohani, bukan lagi sebagai makhluk rohani yang memiliki pengalaman jasmani.
Gambar Allah dalam diri kita sudah rusak. Kejatuhan dalam dosa telah membaut pemahaman tentang natur rohani kita menjadi terbalik. Tak heran, hubungan dengan Allah menjadi sesuatu yang sporadis, temperamental dan seringkali kering – kerap hanya dijalani sebagai suatu kewajiban belaka – tanpa kedalaman dan kenikmatan.
Jika faktanya kita adalah makhluk rohani yang diciptakan Allah dengan roh yang kekal untuk memiliki hubungan pribadi dengan Allah, maka mengenal Allah merupakan hal yang amat sangat penting. J. I. Packer menulis demikian:
Mengenal Allah sangatlah penting bagi kehidupan ktia. Abaikanlah pengenalan akan Allah, itu sama saja memastikan hidup Anda tersandung dan kacau balau, seperti orang berjalan dengan mata yang ditutup. Tidak ada kejelasan arah dan pengertian yang benar tentang apa yang ada di sekitar Anda. Akibatnya, Anda menyia-nyiakan hidup dan kehilangan jiwa Anda.
Teologi Kristen berakar pada penyataan Allah dalam Alkitab. “Teologi” atau “pelajaran tentang Allah” pada dasarnya adalah upaya pada pengikut Kristus untuk mengenal Allah, menurut apa yang dinyatakan Allah tentang diri-Nya melalui halaman-halaman Kitab Suci. Alkitab, adalah buku yang memuat penyataan-penyataan Allah kepada manusia serta bagaimana Allah menjumpai umat-Nya dan mengubahkan hidup mereka. Sebab itu, kita bisa mengatakan bahwa Alkitab bukan sekadar buku yang memuat penyataan Allah, tetapi juga merupakan buku yang memuat perjumpaan-perjumpaan dengan Allah!
Pemuridan sejati adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang membawa kita pada petualangan terbesar dalam hidup: mengenal Allah! Pengenalan yang makin dalam akan Allah akan membawa kita untuk dapat sepenuhnya berserah, memandang Allah sebagai Allah, sehingga kita dapat sungguh-sungguh mengenal Dia!





PA HARI 1 – KELEMAHAN MANUSIAWI KITA
Tidak Mempercayai Allah (Lukas 18:9-14)
1.       Bandingkan dan kontraskan sikap kedua orang yang disebutkan dalam perikop ini dalam menghadap Allah. Apa saja persamaan dan perbedaan di antara mereka?







2.       Apa yang diperlihatkan teks ini kepada kita tentang kurangnya rasa percaya kepada Allah?






3.       Bagaimana Anda bisa bertumbuh untuk lebih mempercayai Allah?







4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.





PA HARI 2 – MASALAH YANG DITIMBULKAN
Penyerahan Diri yang Setengah Hati (Lukas 9:57-62)
1.       Bagaimana ketiga orang dalam perikop ini menunjukkan bahwa mereka tidak layak menjadi murid Kristus?






2.       Apa alasan utama yang menghambat kita untuk berserah penuh kepada Allah dalam hidup ini?







3.       Bagaimana kita dapat hidup dalam penyerahan diri kepada Allah?







4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.





PA HARI 3            REORIENTASI RADIKAL
Mendapatkan Kembali Penglihatan Rohani (2 Raja-raja 6:8-18)
1.       Mengapa penting memiliki mata rohani untuk melihat?






2.       Apa yang menghambat kita memiliki “mata rohani untuk melihat”?







3.       Bagaimana kita dapat memperoleh cara pandang yang rohani dan hikmat untuk dapat mengenal hati Allah?







4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.





PA HARI 4 – KEBUTUHAN YANG MUTLAK PENTING
Hikmat dari Tempat Maha Tinggi (1 Raja-raja 3:5-15)
1.       Apa itu hikmat? Mengapa raja Salomo memohon hal itu dari Tuhan?






2.       Mengapa Allah berkenan atas permintaan Salomo?






3.       Bagaimana kita dapat memperoleh hikmat dari tempat maha tinggi untuk kehiduapn sehari-hari?






4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.





PA HARI 5 – HIDUP YANG AKARNYA DALAM DAN SAYAPNYA KUAT
Mengenal Siapa Allah (Yesaya 40:27-31)
1.       Apa dua tuduhan keliru terhadap Allah dalam perikop ini? Dan bagaimana Allah menyanggahnya?






2.       Apa yang dimaksud dengan “menanti-nantikan TUHAN”?






3.       Bagaimana Anda menjadikan “menanti-nantikan TUHAN” sebagai bagian dari sumber daya rohani dalam hidup kita setiap hari?





4.       Dalam 2-3 kalimat sederhana, ringkaskanlah pelajaran yang Anda peroleh hari ini.





KALIMAT BIJAK – LAPAR DAN HAUS AKAN ALLAH
·         Sukacita akan Allah bertumbuh terutama dari relasi kita dengan-Nya, sementara takut akan Allah bertumbuh dari kesadaran untuk mempertanggungjawabkan hidup di hadapan-Nya. Sukacita dan takut akan Allah bukanlah saingan atau musuh, melainkan sahabat dan sekutu. (Warren Wiersbe)
·         Allah menghendaki para penyembah lebih dari pada para pelayan; bahkan sesungguhnya para pelayan yang diperkenan-Nya adalah mereka yang sudah lebih dulu belajar menyembah ... Jika dibutuhkan, batu-batu akan memuji Dia dan ribuan balatentara malaikat siap melayani-Nya. (A. W. Tozer)
·         Jika ibadah tidak mengubah kita, kita belum benar-benar beribadah. Berhadapan dengan Sang Kudus yang kekal berarti mengalami perubahan. Ibadah dimulai dalam pengharpaan yang kudus dan berakhir dalam ketaatan yang kudus. Teologi haruslah membawa orang pada doksologi. (Richard J. Foster)
·         Tidak ada orang yang bisa menyebut doa-doanya buruk ketika ia menggunakan bahasa kasih (John Maillard)
·         Tuhan, mulai hari ini aku tidak menginginkan kesehatan atau kehidupan, kecuali jika itu dapat kupergunakan bagi-Mu, bersama-Mu, dan di dalam-Mu. Hanya Engkau yang mengetahui ap ayang baik bagiku, sebab itu lakukanlah apa yang Kau pandang paling baik. Engkau yang memberi, Engkau yang mengambil, selaraskanlah kehendakku dengan kehendak-Mu (Blaise Pascal)
·         Jiwaku terlalu kecil untuk diisi oleh Engkau, ya Tuhan. Perbesarlah ruang jiwaku (St. Agustinus dari Hippo)
·         Ya Allah, aku telah merasakan kebaikan-Mu, dan hal itu membuat aku puas sekaligus makin haus akan Engkau. Kini aku menyadari kebutuhanku untuk kasih karunia yang lebih besar. Sungguh aku malu atas kecilnya hasratku selama ini. Ya Allah, Allah Tritunggal, aku ingin menginginkan-Mu, aku rindu dipenuhi kerinduan, aku haus untuk makin haus. Perlihatkanlah kepadaku kemuliaan-M, kasih yang baru dalam diriku. Bersabdalah kepada jiwaku, “Bangkitlah kekasihku, kesayanganku, ikutlah bersamaku.” Lalu, tolonglah aku dengan anugerah-Mu untuk bangkit dan mengikuti-Mu dari lembah berkabut tempat aku mengembara selama ini. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin. (A. W. Tozer).




REFLEKSI KELOMPOK – MEMANDANG ALLAH SEBAGAI ALLAH
1.       Apa saja wawasan baru atau teguran yang saya peroleh hari ini?








2.       Dalam hal apa saja saya diberkati oleh pengalaman bersama KP?




3.       Perubahan penting apa yang perlu saya lakukan agar kesepakatan belajar bersama di KP dapat terus terpelihara?










(sumber: Edmun Chan, Roots and Wings)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)