Khotbah: Penatalayan Yang Diperkenan Tuhan – Mengelola Waktu

Efesus 5:1, 15-16


Untuk memahami makna dan kegunaan waktu, mari kita tanyakan kepada orang-orang yang pernah kehilangan waktu. Misalnya:
1.   Untuk memahami makna satu tahun, tanyalah seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikan kelas
2.      Untuk memahami makna satu bulan, tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi premature
3.      Untuk memahami makna satu minggu, tanyalah buruh mingguan
4.     Untuk memahami makna satu hari, tanyalah seorang pekerja dengan upah harian
5.     Untuk memahami makna satu jam, tanyalah seorang gadis yang sedang menunggu pacarnya
6.     Untuk memahami makna satu menit, tanyalah seseorang yang ketinggalan kereta.
7.     Untuk memahami makna satu detik, tanyalah seseorang yang selamat dari kecelakaan
8.  Untuk memahami makna satu mili detik, tanyalah seorang pelari yang meraih medali perak olimpiade
Dari contoh tersebut, dapat kita simpulkan bahwa 1 detik saja merupakan waktu yang berharga. Karena itu, hendaklah kita menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Ayat yang kita baca di atas berada dalam konteks tentang pola hidup orang-orang percaya. Paulus mengingatkan bahwa orang percaya bukan hanya memperhatikan tentang moral, tapi juga tentang menggunakan waktu.
Tapi sebelum menggunakannya, Paulus memerintahkan kita untuk mengevaluasi waktu yang telah kita gunakan di waktu yang lalu. Karena itu, Paulus mengatakan “perhatikanlah dengan seksama.” Musa juga pernah menyatakan hal yang serupa, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). Dengan demikian, memeriksa kehidupan kita di waktu yang lampau akan menjadi bagian yang penting, sehingga kita bisa melakukan perbandingan dan bisa menggunakan waktu yang ada secara maksimal untuk hidup bagi Tuhan.
Jika tahap mengevaluasi penggunaan waktu telah dijalani, maka barulah kita bisa menggunakan waktu yang masih Tuhan percayakan kepada kita, “pergunakanlah waktu yang ada.” Istilah “pergunakanlah” menunjuk pada penggunaan secara maksimal, dan kata ini pun menyatakan “terus menerus.” Artinya, kita diperintahkan Tuhan untuk menggunakan waktu secara maksimal secara terus menerus.  Dengan kata lain, Tuhan memerintahkan kita agar kita menggunakan waktu-demi-waktu, detik-demi-detik, menit-demi-menit secara maksimal, untuk sesuatu yang bernilai kekal, untuk sesuatu yang mempunyai manfaat.
Jika ini bisa kita lakukan, maka kita bisa melakukan perbandingan antara hidup kita yang lama dengan hidup kita yang baru. Jika yang lama, kita hidup dalam kebebalan, yakni kita menyia-nyiakan waktu kita untuk sesuatu yang bernilai fana, sementara dan berpusat pada diri sendiri. Tapi, hidup yang baru adalah hidup yang arif, yakni kita menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan sehingga harus dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Mengapa kita harus mempergunakan waktu yang ada secara maksimal? Rasul Paulus menjelaskan “karena hari-hari ini jahat.” Apa yang dimaksud dengan “hari-hari ini jahat”?  Disebut jahat karena ada banyak godaan dan tantangan yang akan menyerang kehidupan kita. Iblis bekerja dengan sangat giatnya untuk menyerang dan menghancurkan kehidupan kita.
Jika kita melihat di sekitar kita, maka kita bisa memperhatikannya: banyak keluarga yang sudah mengalami kehancuran. Banyak terjadi keretakan hubungan suami-istri. Banyak terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh keluarga sendiri. Banyak anak-anak yang hidupnya berantakan. Tingkat pergaulan bebas sangat tinggi, dan di dalamnya ada anak-anak Kristen. Masih banyak lagi hal-hal buruk yang terjadi.
Menghadapi situasi seperti ini, maka hendaklah kita sungguh-sungguh memperhatikan penggunaan waktu yang Tuhan percayakan pada kita. C. S. Lewis menyatakan, “Dahulukan yang utama, dan kita akan mendapatkan juga yang sekunder; Dahulukan yang sekunder dan kita akan kehilangan baik yang utama maupun yang sekunder.
1.    Prioritaskan penggunaan waktu Anda bagi Tuhan. Berapa banyak waktu yang kita gunakan dalam persekutuan pribadi dengan Tuhan? Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk menggumuli sesuatu di hadapan Tuhan? Untuk membangun relasi yang kuat dan mendalam dengan Tuhan, maka diperlukan jumlah waktu yang banyak juga.
2.   Prioritaskan waktu Anda untuk bidang-bidang utama dalam kehidupan Anda. Dalam kesempatan ini, saya hanya menyinggung waktu untuk keluarga. Berkenaan dengan waktu untuk pekerjaan, saya meyakini bahwa kita bisa memprioritaskannya. Dalam perkembangan zaman pada masa sekarang ini, maka relasi yang terjadi di dalam keluarga juga mengalami perubahan. Suami-istri mengalami kedangkalan relasi. Begitu juga dengan orangtua-anak. Relasi yang dangkal ini mengakibatkan kesulitan untuk mengenali pergumulan, kesedihan, ketakutan dan berbagai masalah lainnya yang dihadapi oleh anggota keluarga kita. Akibatnya, kita pun sulit untuk bisa semakin dekat dengan keluarga kita.
Karena itu, pergunakanlah waktu yang ada dengan maksimal. Mulailah untuk mengevaluasi penggunaan waktu yang selama ini kita lakukan. Jika kita tidak menggunakannya secara maksimal, maka kita akan kehilangan banyak kesempatan. Ingat juga, bahwa waktu kita di dunia ini ada batasnya. Suatu hari nanti, kita akan menghadapi penghakiman Yesus dan mempertanggungjawabkan semuanya. Bagaimana kita menggunakan hidup kita selama ini? Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khotbah - Zakheus - Hidup yang diubahkan Kristus

Ringkasan Khotbah: AJARKAN MEREKA MENGASIHI ALLAH (Keluarga)

Ringkasan Khotbah - Yesus Lebih Tinggi dari Segalanya (Ibrani 1:1-4)